Kamis, 10 Mei 2012


DESA JATIMULYA
KECAMATAN COMPRENG KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT

Desa Jatimulya  memiliki luas wilayah 955,857 Ha, yang terdiri dari 3 Dusun ( Dusun Jatimulya, Tanjungsalep dan Rancamulya ), 6 Rukun Warga dan 20 Rukun Tetangga. Desa Jatimulya memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut :
Sebelah Utara         : Desa Bojong Keding Kec. Tambakdahan
Sebelah Timur         : Desa Sukadana Kec. Compreng
Sebelah Selatan       : Desa Sukadana Kec. Compreng dan Desa Citrajaya Kec. Binong
Sebelah Barat          : Desa Binong Kec. Binong dan Desa Tambakdahan

Jumlah Penduduk Desa Jatimulya

No
Tahun
Jumlah
1
2008
4067 jiwa
2
2009
4123 jiwa
3
2010
4218 jiwa
4
2011
4237 jiwa
                     Sumber: Desa Jatimulya

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia


No

Kelompok Usia
Jenis Kelamin
Laki - Laki
Perempuan
1.
0 – 5 Tahun
193 Jiwa
179 Jiwa
2.
6 – 15 Tahun
283 Jiwa
284 Jiwa
3.
16 – 25 Tahun
297 Jiwa
298 Jiwa
4.
26 – 40 Tahun
382 Jiwa
422 Jiwa
5.
41 – 60 Tahun
515 Jiwa
518 Jiwa
6.
61 – 75 Tahun
383 Jiwa
377 Jiwa
7.
> 75 Tahun
  63 Jiwa
  43 Jiwa
Jumlah
2.116 Jiwa
2.121 Jiwa
      Sumber : Data Desa Jatimulya


SEJARAH LAHIRNYA DESA JATIMULYA
Pada Tahun 1902 di Dusun Bakan Asem Desa Binong, dengan Kepala Keluarga Mair yang beristrikan Narsem, keluarga tersebut d karuniai 6 orang anak, yaitu :
1.    Katimah
2.    Murjaya
3.    Kasnam
4.    Madi
5.    Sarmadi
6.    Rokmah
Untuk menutupi kebutuhan hidupnya, keluarga tersebut dengan jalan “ngahuma” (menanam padi di daerah non pengairan teknis) tepatnya di wilayah P and T (Landre Form) yaitu wilayah yang tanahnya dimiliki/dikuasai oleh kolonial Belanda.
Suatu waktu berangkatlah Bapak Mair dengan membawa anak-anaknya ke arah timur ke wilayah P and T, di perjalanan menjumpai sungai yang mengalir ke arah utara, maka berhentilah dan memutuskan “ngahumanya” (menanam padinya) di sini saja, kemudian mendirikan gubug dan “nyacar leuweung” (membuka hutan), waktu itu juga menemukan sosok mayat dengan posisi “ngadapang” (telungkup) maka timbulah sebutan wilayah itu “KEDAPANG” yang berarti (Bangke ngadapang) dan aliran sungai yang mengalir ke utaranya penuh dengan semak-semak belukar dan pepohonan, apabila membutuhkan air ke sungai tersebut mesti “krasak krusuk”, jadilah sebutan aliran sungai tersebut sampai dengan sekarang namanya “KRASAK” (Lokasi di Dusun Jatimulya).
Pada waktu menanam padi dan padi mulai menguning, datanglah orang Belanda yang bernama Mr. Moris menghampiri keluarga Bapak Mair, kemudian mengatakan bahwa :
1.    Wilayah ini dimiliki oleh P and T (Landre Form).
2.    Hasil padi penghasilannya dibagi
3.    Siapa saja yang datang untuk bercocok tanam disini harus menggunakan keterangan dari Binong (karena kantor kolonial Belanda di Binong).
4.    Harus menanam pohon Jati dan Salep.
Pada tahun 1925, Bapak Mair beserta keluarganya kembali ke Bakan Asem, dan meninggal pada tahun 1932 dimakamkan di Bakan Asem (sekarang Desa Binong Kecamatan Binong – Subang).
Seiring dengan berjalannya waktu, tepatnya pada tahun 1940, anak sulung Bapak Mair yang bernama Katimah mengajak adik-adiknya untuk “ngahuma” (menanam Padi di Dataran tinggi dengan pengairan non Teknis/Tadah Hujan) lagi di Kedapang/Krasak, yang menyetujui hanya Kasnam. Berangkatlah Katimah dan Kasnam menuju Kedapang/Krasak, di perjalanan tepatnya di kebun Salep bertemu dengan Misan, Dawang, Durkim, Sapar dan Marga, lalu berembuk memutuskan semuanya berangkat menuju Kedapang/Krasak untuk “Ngahuma” (menanam padi).
Sesampainya di Kedapang/Krasak bertemu dengan Mr. Moris dan anak buahnya, lalu diperkenalkan kepada mereka :
> SOLEH     (asal Sumedang) sebagai Pimpinan Wilayah Operasional (Wilop)  
                  Kedapang
UHUD               (asal Sumedang) sebagai Ofsiter (Staf)
ACE            (asal Cisalak) sebagai Asisten
AMANTA     (asal Cikuya Pagaden) sebagai Asisten

Ketika akan memasuki masa Gadu (ketiga) menanam padi, Mr. Moris memerintahkan Soleh supaya memberi nama di kewilayahannya. Selang beberapa hari, Soleh mengumpulkan orang-orang yang menetap di Kedapang/Krasak. Kumpulah 9 orang dibawah pimpinan Soleh, dan terjadilah Urung Rembuk tersebut bertempat di Gubuknya Sdr. Kasnam ( yang sekarang berada di wilayah operasional RT. 17/05 Dusun Jatimulya tepatnya di Pekarangan Bpk. Irus, sekarang menjadi milik Bpk. H. Umar/Hj. Dasinah). Adapun dari 9 orang tersebut  diantaranya :

1.   KATIMAH                (anak dari Bpk. MAIR)
2.   KASNAM                 (anak dari Bpk. MAIR)
3.   MISAN                   (Kakeknya Bpk. H. SOLIHIN)
4.   DAWANG                (ayahnya Bpk. UNEN)
5.   DURKIM/RASITA     (ayahnya Bpk. H. RUSKENDA)
6.   SAFAR                    (ayahnya Ibu Hj. WALEM)
7.   MARGA                  (ayahnya Bpk. SUPARMAN)
8.   UHUD                    (orang Sumedang yang menjadi Ofsiter/Staf Wilop)
9.   SOLEH                   (orang Sumedang, Pimpinan Wilop)
Melalui perdebatan yang sangat sengit dalam Urung Rembuk pembuatan nama wilayah, tiba-tiba terbersit dalam pikiran Katimah, ingat 15 tahun yang lalu menanam pohon Jati dengan orangtuanya, sampai sekarang pohon jati yang ditanamnya tumbuh dengan subur, hal itulah yang menjadi inspirasi dalam pikiran Katimah untuk mengusulkan nama wilayah tersebut dengan nama JATIMULYA, “dengan alasan pohon Jati yang ditanam dengan orangtuanya 15 tahun lalu masih ada dan tumbuh subur (yang berarti pohon tersebut Mulya/tidak ada yang menebang)”. Maka disepakatilah wilayah tersebut dengan nama :
“JATIMULYA”
Pohon jati yang dulu ditanam oleh keluarga Bpk. Mair, ( lokasinya sekarang berada di wilayah operasional  RT. 16/05 Dusun Jatimulya, menjadi tanah milik H. CARNITA yang dijadikan tempat tinggal anak-anaknya).
Urung Rembuk pembuatan nama wilayah tersebut tepatnya sebelum masa tanam Gadu (ketiga) pada hari Sabtu tanggal 9 Jumadil Awal 1359 H / 15 Juni 1940 M.
Pada waktu itu juga, Soleh memutuskan apabila orang-orang yang akan “Ngahuma” (menanam padi) akan ditempatkan di 3 lokasi yaitu JATIMULYA, JATI PENGKOL dan TAMBO AGUNG. (Keterangan : nama Jati Pengkol di ambil dari “arah menuju Jatimulya jalannya berbelok”, sedangkan Tambo Agung berarti “terdapat tambakan yang besar di sebelah utara perkebunan salep pinggir sungai Gadung”)
Seiring dengan berjalannya waktu, mulailah orang-orang berdatangan untuk “Ngahuma” dan ditempatkan di Jati Pengkol dan Tambo Agung, namun sayang gubug-gubug yang telah dibuat dilokasi Jati Pengkol dan Tambo Agung sering terendam air karena datarannya rendah. Maka Soleh atas ijin Mr. Moris, orang-orang tersebut dipindahkan tempatnya. Yang di Jati Pengkol dipindahkan ke PERKEBUNAN SALEP, yang sekarang dinamakan TANJUNGSALEP ( Kata TANJUNG yang berarti dataran tinggi Sedangkan kata SALEP adalah Lokasi Perkebunan SALEP). Sedangkan yang berada di Tambo Agung dipindahkan ke sebelah utara yang berbatasan dengan Tanah Adat Rancaudik, maka wilayah tersebut diberi nama RANCAMULYA (kata RANCA diambil dari nama wilayah tetangga sebelah utara “Rancaudik”, sedangkan kata MULYA diambil dari wilayah “Jatimulya” itu sendiri).
Pertanian semakin meluas, dan Belanda pun mendirikan gudang dan perkantoran di wilayah Jatimulya (Sekarang menjadi pesawahan sebelah Utara GOR Bola Volly Dusun Jatimulya). Dalam pelaksanaan tugasnya, pelaporan kewilayahan tetap ke Binong.
Pada Tahun 1942, Jepang (Tentara NIPON) masuk ke wilayah Jatimulya untuk merebut kekuasaan kolonial Belanda dan terjadi pertempuran yang sangat sengit, pertempuran dimenangkan oleh pihak Jepang, Mr. Moris beserta anak buahnya Soleh, Uhud, Ace dan Amanta tunggang langgang, sehingga kekuasaan di wilayah tersebut diambil oleh Jepang (NIPON), waktu itu pula pengawasan pada wilayah tersebut diambil alih oleh Jepang (NIPON), dengan menunjuk :
> JONO             (1942-1943) sebagai Pimpinan Wilop Jatimulya
> KUNUNG        (1943-1944) sebagai Pimpinan Wilop Jatimulya
> SAER              (1944-1945) sebagai Pimpinan Wilop Jatimulya
Dalam pelaksanaan tugasnya menggunakan kantor yang dibuat oleh “Kolonial Belanda”, akan tetapi pelaporan kewilayahan semasa Jepang dipindahkan ke Pusakanegara (Setelah Indonesia merdeka Pusakanagara menjadi Kecamatan).
Pada tahun 1945, Indonesia merdeka maka berubahlah kepemimpinan di wilayah Jatimulya, yang dipimpin oleh :
> DURAHMAN    (1945-1947)
> ROKMAH         (1947-1949)
> TARLI             (1949-1952)
Pada tahun 1952, terjadi perubahan aturan dalam hal menentukan Kepala Desa yaitu dengan dipilih oleh masyarakat langsung. Pada waktu itu terdapat 2 (Dua) Orang calon Kepala Desa yaitu Kunung dan Onder, hasil dari pemilihan dimenangkan oleh Onder yang berasal dari Koang (Lembangsari) yang akhirnya Pindah ke Dusun Tanjungsalep.
Semasa pemerintahan Desa Jatimulya dipimpin oleh Onder terjadi pemindahan Kantor Desa, yang semula berada di Dusun Jatimulya kemudian dipindahkan ke Dusun Tanjungsalep dengan alasan wilayah Dusun Tanjungsalep berada di antara wilayah Dusun Jatimulya dan Dusun Rancamulya (sampai dengan sekarang), tetapi nama desa masih tetap menggunakan nama DESA JATIMULYA.
Sumber   :  Abah Kasnam                           Disejarahkan  : Oleh Mang Ipin (Kades Ke – 13)

NAMA – NAMA YANG PERNAH MENJABAT KEPALA DESA JATIMULYA
NO
NAMA
PERIODE
KETERANGAN
1
SOLEH
1940 – 1942
Penunjukan Kolonial Belanda
2
JONO
1942 – 1943
Penunjukan Jepang
3
KUNUNG
1943 – 1944
Penunjukan Jepang
4
SAER
1944 – 1945
Penunjukan Jepang
5
DURAHMAN
1945 – 1947
Kesepakatan Masyarakat
6
ROKMAH
1947 – 1949
Kesepakatan Masyarakat
7
TARLI
1949 – 1952
Kesepakatan Masyarakat
8
ONDER
1952 – 1970
Dipilih Oleh Masyarakat
9
H. HILMAN
1971 – 1979
Dipilih Oleh Masyarakat
10
TOTO RANA SAPUTRA
1979 – 1990
Dipilih Oleh Masyarakat
11
H. SUHENDA
1990 – 1998
Dipilih Oleh Masyarakat
12
Hj. SITI RUKAYAH
1998 – 2006
Dipilih Oleh Masyarakat
13
MANG IPIN
           2006 s/d Sekarang
Dipilih Oleh Masyarakat


DESA JATIMULYA ‘’ BERTANI ‘’ ( Bersih, Tertib, Aman, Nyaman nan Indah )
KEGIATAN DESA YANG PERNAH DI RUBAH SEMASA KEPEMIMPINAN MANG IPIN
MANG IPIN KADES JATIMULYA
Perubahan ini saya ucapkan terima kasih atas partisipasi aktif dari :
- Lembaga Masyarakat dan Masyarakat Desa Jatimulya
-Pemerintah Propinsi Jawa Barat
-Pemerintah Daerah Kabupaten Subang dan
-Pertamina EF Region Jawa terutama Field Subang.

FOTO KEGIATAN PEMBANGUNAN POS LINMAS


POS LINMAS TEMPO DULU

POS LINMAS SEKARANG


 


  
                         
  
                                                                                                          


FOTO KEGIATAN PEMBANGUNAN GOR BOLA VOLLY GOTONG ROYONG





  
FOTO KEGIATAN GOTONG ROYONG LAINNYA DI
DESA JATIMULYA
KECAMATAN COMPRENG KABUPATEN SUBANG JAWABARAT



 
                 KEBIASAAN PAK KADES (MANG IPIN) DALAM HAL MENGGERAKAN PEMBANGUNAN NAMPAK DALAM FOTO DIATAS

 
  
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA

LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA

LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA



LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
         
         

LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
                 
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
  
                  
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
     
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA

 
         

LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
  
                LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
 
                        


LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA 
                                
     

LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA 
                 
  


LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA           

  

LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA                
  

LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA 
               
  

LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
  
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
  


LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
       


LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
    
                     

                                                                 
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA                      
    
                     

LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
  
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA