DESA
JATIMULYA
KECAMATAN COMPRENG KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT
Desa Jatimulya memiliki luas
wilayah 955,857 Ha, yang terdiri dari 3 Dusun ( Dusun
Jatimulya, Tanjungsalep dan Rancamulya ), 6 Rukun Warga dan 20 Rukun Tetangga.
Desa Jatimulya memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa
Bojong Keding Kec. Tambakdahan
Sebelah Timur : Desa
Sukadana Kec. Compreng
Sebelah Selatan : Desa
Sukadana Kec. Compreng dan Desa Citrajaya Kec. Binong
Sebelah Barat : Desa
Binong Kec. Binong dan Desa Tambakdahan
Jumlah Penduduk Desa Jatimulya
No
|
Tahun
|
Jumlah
|
1
|
2008
|
4067 jiwa
|
2
|
2009
|
4123 jiwa
|
3
|
2010
|
4218 jiwa
|
4
|
2011
|
4237 jiwa
|
Sumber: Desa Jatimulya
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia
No
|
Kelompok
Usia
|
Jenis
Kelamin
|
|
Laki
- Laki
|
Perempuan
|
||
1.
|
0 – 5 Tahun
|
193 Jiwa
|
179 Jiwa
|
2.
|
6 – 15 Tahun
|
283 Jiwa
|
284 Jiwa
|
3.
|
16 – 25 Tahun
|
297 Jiwa
|
298 Jiwa
|
4.
|
26 – 40 Tahun
|
382 Jiwa
|
422 Jiwa
|
5.
|
41 – 60 Tahun
|
515 Jiwa
|
518 Jiwa
|
6.
|
61 – 75 Tahun
|
383 Jiwa
|
377 Jiwa
|
7.
|
> 75 Tahun
|
63
Jiwa
|
43
Jiwa
|
Jumlah
|
2.116
Jiwa
|
2.121
Jiwa
|
Sumber : Data Desa Jatimulya
SEJARAH LAHIRNYA DESA JATIMULYA
Pada Tahun 1902 di Dusun Bakan Asem Desa
Binong, dengan Kepala Keluarga Mair yang beristrikan Narsem, keluarga tersebut
d karuniai 6 orang anak, yaitu :
1.
Katimah
2.
Murjaya
3.
Kasnam
4.
Madi
5.
Sarmadi
6.
Rokmah
Untuk menutupi kebutuhan hidupnya, keluarga
tersebut dengan jalan “ngahuma” (menanam padi di daerah non pengairan teknis)
tepatnya di wilayah P and T (Landre Form) yaitu wilayah yang tanahnya
dimiliki/dikuasai oleh kolonial Belanda.
Suatu waktu berangkatlah Bapak Mair dengan
membawa anak-anaknya ke arah timur ke wilayah P and T, di perjalanan menjumpai
sungai yang mengalir ke arah utara, maka berhentilah dan memutuskan
“ngahumanya” (menanam padinya) di sini saja, kemudian mendirikan gubug dan
“nyacar leuweung” (membuka hutan), waktu itu juga menemukan sosok mayat dengan
posisi “ngadapang” (telungkup) maka timbulah sebutan wilayah itu “KEDAPANG”
yang berarti (Bangke ngadapang) dan aliran sungai yang mengalir ke utaranya
penuh dengan semak-semak belukar dan pepohonan, apabila membutuhkan air ke
sungai tersebut mesti “krasak krusuk”, jadilah sebutan aliran sungai tersebut
sampai dengan sekarang namanya “KRASAK” (Lokasi di Dusun Jatimulya).
Pada waktu menanam padi dan padi mulai
menguning, datanglah orang Belanda yang bernama Mr. Moris menghampiri keluarga
Bapak Mair, kemudian mengatakan bahwa :
1. Wilayah ini dimiliki oleh P and T (Landre
Form).
2. Hasil padi penghasilannya dibagi
3. Siapa saja yang datang untuk bercocok tanam
disini harus menggunakan keterangan dari Binong (karena kantor kolonial Belanda
di Binong).
4.
Harus menanam
pohon Jati dan Salep.
Pada tahun 1925, Bapak Mair beserta
keluarganya kembali ke Bakan Asem, dan meninggal pada tahun 1932 dimakamkan di
Bakan Asem (sekarang Desa Binong Kecamatan Binong – Subang).
Seiring dengan berjalannya waktu, tepatnya
pada tahun 1940, anak sulung Bapak Mair yang bernama Katimah mengajak
adik-adiknya untuk “ngahuma” (menanam Padi di Dataran tinggi dengan pengairan
non Teknis/Tadah Hujan) lagi di Kedapang/Krasak, yang menyetujui hanya Kasnam.
Berangkatlah Katimah dan Kasnam menuju Kedapang/Krasak, di perjalanan tepatnya
di kebun Salep bertemu dengan Misan, Dawang, Durkim, Sapar dan Marga, lalu
berembuk memutuskan semuanya berangkat menuju Kedapang/Krasak untuk “Ngahuma”
(menanam padi).
Sesampainya di Kedapang/Krasak bertemu dengan
Mr. Moris dan anak buahnya, lalu diperkenalkan kepada mereka :
> SOLEH (asal Sumedang) sebagai Pimpinan Wilayah
Operasional (Wilop)
Kedapang
UHUD (asal
Sumedang) sebagai Ofsiter (Staf)
ACE (asal Cisalak)
sebagai Asisten
AMANTA (asal Cikuya Pagaden)
sebagai Asisten
Ketika akan
memasuki masa Gadu (ketiga) menanam padi, Mr. Moris memerintahkan Soleh supaya
memberi nama di kewilayahannya. Selang beberapa hari, Soleh mengumpulkan
orang-orang yang menetap di Kedapang/Krasak. Kumpulah 9 orang dibawah pimpinan
Soleh, dan terjadilah Urung Rembuk tersebut bertempat di Gubuknya Sdr. Kasnam (
yang sekarang berada di wilayah operasional RT. 17/05 Dusun Jatimulya tepatnya
di Pekarangan Bpk. Irus, sekarang menjadi milik Bpk. H. Umar/Hj. Dasinah). Adapun
dari 9 orang tersebut diantaranya :
1. KATIMAH (anak
dari Bpk. MAIR)
2. KASNAM (anak
dari Bpk. MAIR)
3. MISAN (Kakeknya
Bpk. H. SOLIHIN)
4. DAWANG (ayahnya
Bpk. UNEN)
5. DURKIM/RASITA (ayahnya
Bpk. H. RUSKENDA)
6. SAFAR (ayahnya
Ibu Hj. WALEM)
7. MARGA (ayahnya
Bpk. SUPARMAN)
8. UHUD (orang
Sumedang yang menjadi Ofsiter/Staf Wilop)
9. SOLEH (orang
Sumedang, Pimpinan Wilop)
Melalui perdebatan yang sangat sengit dalam
Urung Rembuk pembuatan nama wilayah, tiba-tiba terbersit dalam pikiran Katimah,
ingat 15 tahun yang lalu menanam pohon Jati dengan orangtuanya, sampai sekarang
pohon jati yang ditanamnya tumbuh dengan subur, hal itulah yang menjadi
inspirasi dalam pikiran Katimah untuk mengusulkan nama wilayah tersebut dengan
nama JATIMULYA, “dengan alasan pohon Jati yang ditanam dengan
orangtuanya 15 tahun lalu masih ada dan tumbuh subur (yang berarti pohon
tersebut Mulya/tidak ada yang menebang)”. Maka disepakatilah wilayah
tersebut dengan nama :
“JATIMULYA”
Pohon jati yang dulu ditanam oleh keluarga
Bpk. Mair, ( lokasinya sekarang berada di wilayah operasional RT. 16/05 Dusun Jatimulya, menjadi tanah
milik H. CARNITA yang dijadikan tempat tinggal anak-anaknya).
Urung Rembuk pembuatan nama wilayah tersebut
tepatnya sebelum masa tanam Gadu (ketiga) pada hari Sabtu tanggal 9 Jumadil Awal 1359 H / 15 Juni 1940 M.
Pada waktu itu juga, Soleh memutuskan apabila
orang-orang yang akan “Ngahuma” (menanam padi) akan ditempatkan di 3 lokasi
yaitu JATIMULYA, JATI PENGKOL dan TAMBO AGUNG. (Keterangan : nama Jati Pengkol
di ambil dari “arah menuju Jatimulya jalannya berbelok”, sedangkan Tambo Agung
berarti “terdapat tambakan yang besar di sebelah utara perkebunan salep pinggir
sungai Gadung”)
Seiring dengan berjalannya waktu, mulailah
orang-orang berdatangan untuk “Ngahuma” dan ditempatkan di Jati Pengkol dan
Tambo Agung, namun sayang gubug-gubug yang telah dibuat dilokasi Jati Pengkol
dan Tambo Agung sering terendam air karena datarannya rendah. Maka Soleh atas
ijin Mr. Moris, orang-orang tersebut dipindahkan tempatnya. Yang di Jati
Pengkol dipindahkan ke PERKEBUNAN SALEP, yang sekarang dinamakan TANJUNGSALEP ( Kata TANJUNG yang
berarti dataran tinggi Sedangkan kata SALEP adalah Lokasi Perkebunan SALEP).
Sedangkan yang berada di Tambo Agung dipindahkan ke sebelah utara yang berbatasan
dengan Tanah Adat Rancaudik, maka wilayah tersebut diberi nama RANCAMULYA (kata RANCA diambil dari
nama wilayah tetangga sebelah utara “Rancaudik”, sedangkan kata MULYA diambil
dari wilayah “Jatimulya” itu sendiri).
Pertanian semakin meluas, dan Belanda pun
mendirikan gudang dan perkantoran di wilayah Jatimulya (Sekarang menjadi
pesawahan sebelah Utara GOR Bola Volly Dusun Jatimulya). Dalam pelaksanaan
tugasnya, pelaporan kewilayahan tetap ke Binong.
Pada Tahun 1942, Jepang (Tentara NIPON) masuk
ke wilayah Jatimulya untuk merebut kekuasaan kolonial Belanda dan terjadi
pertempuran yang sangat sengit, pertempuran dimenangkan oleh pihak Jepang, Mr.
Moris beserta anak buahnya Soleh, Uhud, Ace dan Amanta tunggang langgang,
sehingga kekuasaan di wilayah tersebut diambil oleh Jepang (NIPON), waktu itu
pula pengawasan pada wilayah tersebut diambil alih oleh Jepang (NIPON), dengan
menunjuk :
> JONO (1942-1943) sebagai Pimpinan Wilop Jatimulya
> KUNUNG (1943-1944) sebagai Pimpinan Wilop
Jatimulya
> SAER (1944-1945) sebagai Pimpinan Wilop Jatimulya
Dalam pelaksanaan tugasnya menggunakan kantor
yang dibuat oleh “Kolonial Belanda”, akan tetapi pelaporan kewilayahan semasa
Jepang dipindahkan ke Pusakanegara (Setelah Indonesia merdeka Pusakanagara
menjadi Kecamatan).
Pada tahun 1945, Indonesia merdeka maka
berubahlah kepemimpinan di wilayah Jatimulya, yang dipimpin oleh :
> DURAHMAN (1945-1947)
> ROKMAH (1947-1949)
> TARLI (1949-1952)
Pada tahun 1952, terjadi perubahan aturan
dalam hal menentukan Kepala Desa yaitu dengan dipilih oleh masyarakat langsung.
Pada waktu itu terdapat 2 (Dua) Orang calon Kepala Desa yaitu Kunung dan Onder,
hasil dari pemilihan dimenangkan oleh Onder yang berasal dari Koang
(Lembangsari) yang akhirnya Pindah ke Dusun Tanjungsalep.
Semasa pemerintahan Desa Jatimulya dipimpin
oleh Onder terjadi pemindahan Kantor Desa, yang semula berada di Dusun
Jatimulya kemudian dipindahkan ke Dusun Tanjungsalep dengan alasan wilayah
Dusun Tanjungsalep berada di antara wilayah Dusun Jatimulya dan Dusun
Rancamulya (sampai dengan sekarang), tetapi nama desa masih tetap menggunakan
nama DESA JATIMULYA.
Sumber
: Abah Kasnam Disejarahkan : Oleh Mang Ipin (Kades Ke – 13)
NAMA –
NAMA YANG PERNAH MENJABAT KEPALA DESA JATIMULYA
NO
|
NAMA
|
PERIODE
|
KETERANGAN
|
1
|
SOLEH
|
1940 – 1942
|
Penunjukan
Kolonial Belanda
|
2
|
JONO
|
1942 – 1943
|
Penunjukan Jepang
|
3
|
KUNUNG
|
1943 – 1944
|
Penunjukan Jepang
|
4
|
SAER
|
1944 – 1945
|
Penunjukan Jepang
|
5
|
DURAHMAN
|
1945 – 1947
|
Kesepakatan
Masyarakat
|
6
|
ROKMAH
|
1947 – 1949
|
Kesepakatan Masyarakat
|
7
|
TARLI
|
1949 – 1952
|
Kesepakatan Masyarakat
|
8
|
ONDER
|
1952 – 1970
|
Dipilih Oleh
Masyarakat
|
9
|
H.
HILMAN
|
1971 – 1979
|
Dipilih Oleh Masyarakat
|
10
|
TOTO
RANA SAPUTRA
|
1979 – 1990
|
Dipilih Oleh Masyarakat
|
11
|
H.
SUHENDA
|
1990 – 1998
|
Dipilih Oleh Masyarakat
|
12
|
Hj.
SITI RUKAYAH
|
1998 – 2006
|
Dipilih Oleh Masyarakat
|
13
|
MANG
IPIN
|
2006 s/d Sekarang
|
Dipilih Oleh Masyarakat
|
DESA
JATIMULYA ‘’ BERTANI ‘’ ( Bersih, Tertib, Aman, Nyaman nan Indah )
KEGIATAN DESA YANG PERNAH DI
RUBAH SEMASA KEPEMIMPINAN MANG IPIN
MANG IPIN KADES JATIMULYA
Perubahan ini saya ucapkan terima kasih atas partisipasi aktif dari :
- Lembaga Masyarakat dan Masyarakat Desa Jatimulya
-Pemerintah Propinsi Jawa Barat
-Pemerintah Daerah Kabupaten Subang dan
-Pertamina EF Region Jawa terutama Field Subang.
Perubahan ini saya ucapkan terima kasih atas partisipasi aktif dari :
- Lembaga Masyarakat dan Masyarakat Desa Jatimulya
-Pemerintah Propinsi Jawa Barat
-Pemerintah Daerah Kabupaten Subang dan
-Pertamina EF Region Jawa terutama Field Subang.
FOTO KEGIATAN PEMBANGUNAN
POS LINMAS
![]() |
FOTO KEGIATAN PEMBANGUNAN
GOR BOLA VOLLY GOTONG ROYONG
FOTO KEGIATAN GOTONG ROYONG
LAINNYA DI
DESA JATIMULYA
KECAMATAN COMPRENG KABUPATEN
SUBANG JAWABARAT
KEBIASAAN PAK KADES (MANG IPIN) DALAM HAL
MENGGERAKAN PEMBANGUNAN NAMPAK DALAM FOTO DIATAS
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
LANJUTAN POTO KEGIATAN GOTONG ROYONG DESA JATIMULYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar